Pendapat Beberapa Ulama Masa Lalu Tentang Geosentris Bumi

webadmin's picture
Pengetahuan

1. Imam Abdul Qodir al-Baghdadiy, "Mereka (para ulama) bersepakat akan tetapnya bumi. Adapun pergerakannya terjadi karena adanya sesuatu yang muncul, seperti adanya gempa bumi dan yang semisalnya." (alFiroq Bainal Firoq, hal. 318.)

2. Imam al-Qurthubi, "Yang diyakini oleh kaum muslimin dan ahli kitab adalah, bahwa bumi itu berhenti dan tetap tenang dan biasanya gerakannya itu hanya terjadi kalau ada gempa." (tafsir surat alRo'd[13]: 3)

3. Imam Ibnu Katsir, "Yakni keduanya (matahari dan bulan) berjalan dan tidak diam, baik di waktu siang maupun malam." (tafsir surat Ibrahim[14]: 33)

4. Imam Ibnu Hazm, "Terdapat sebuah dalil yang paten dan bisa langsung disaksikan dengan panca indra bahwa matahari mengelilingi bumi dari timur ke barat kemudian dari barat ke timur." (al-Fishol 2/99)

5. Imam Ibnu Taimiyah, "Siapapun yang berada di bumi lalu melihat keadaan matahari saat terbit, saat berada di tengah-tengah, juga saat tenggelam. Di tiga waktu ini matahari berada pada kejauhan yang sama dan juga dalam satu bentuk, maka dia akan mengetahui bahwa matahari itu beredar dalam sebuah garis edar yang berbentuk bulat." (Majmu' Fatawa 6/589)

6. Imam Ibnu Qoyyim, "Kemudian perhatikan hikmah dari terbitnya matahari pada alam semesta, bagaimana Allah menentukannya, seandainya matahari itu hanya terbit di satu tempat di langit lalu berhenti dan tidak bergerak, maka sinarnya tidak akan sampai ke banyak arah, karena bayangan salah satu bagian bumi yang bulat akan menghalangi bagian yang lainnya, maka bagian yang tidak terbit matahari di situ akan menjadi malam selamanya, dan bagian yang matahari terbit di situ akan menjadi siang selamanya, maka keduanya akan menjadi binasa. Dari sinilah hikmah Allah menuntut agar matahari itu terbit saat pagi hari dari timur kemudian terbit bagi daerah yang sebelah barat dan begitu seterusnya, matahari selalu bersinar dan akan menyinari setiap bagian bumi sehingga dia menuju ke arah barat, dan akan menyinari bagian yang tadinya masih gelap saat pagi hari. Dengan ini, maka terjadilah pergantian malam dan siang yang dengannya maka bisa teraturlah kemaslahatan hidup manusia." (Miftah Darus Sa'adah 2/55)

7. Imam Ibnu Hajar, "Maksud dari keterangan ini adalah menegaskan bahwa matahari beredar setiap hari dan setiap malam. Hal ini berbeda dengan apa yang diklaim oleh para astronom bahwa matahari itu menempel di garis orbit dan hal ini berkonsekuensi bahwasanya yang beredar itu garis orbitnya, sedangkan dzhohir hadits ini bahwa mataharilah yang beredar dan bergerak. Dan semisal dengan ini adalah firman Allah, 'Semuanya beredar pada garis orbitnya.' Maksudnya adalah berputar." (Fathul Bari 6/360)