Dan ketika kami memutuskan untuk saling mengerti,
Kami biarkan dua hati kami bicara tentang impian impian kami,
tentang hasrat dan kerinduan,
kemudian kami menjadi takjub,
karena ternyata kami begitu berbeda,
sekaligus juga begitu serasi.
Maka kami pun berjanji untuk menyatukan dua hati kami dalam satu bahtera,
meski kami berbeda namun jadi serasi,
agar yg kosong dapat terisi dengan sempurna,
agar segala impian dapat kami wujudkan berdua.
Karena perbedaan kami masih memakai bahasa yang sama
dan bahasa itu bernama cinta.
Wahai kekasih hatiku di hari esok berdua menata rumah cinta kita,
kerikil bahkan semak duri pasti iringi jalan ini,
namun di mana pun kumenepakkan jejak disitulah kau berpijak,
kemana pun kau melangkah.... iringilah aku meski harus tertatih,
kasihmulah ketegaranku.. sebagaimana kuingin jadikan mu...
pelita dalam tidurku,
pendamping dalam laraku,
penyejuk hatiku,
bergantung atas restu dari Yang Kuasa kan kuhiasi ranjang malam dengan bunga keabadian.
Wahai bidadariku.... turutlah aku dalam perjalananku,
kan kulepas dahagamu,
peluhmu kan menyatu degan air mata ku,
jemari kita kan terikat sampai senja nanti atas nama cinta.
4 April 2010
Bismillahirahman ni rahhimmmm....
Atas nama cinta...
Ivan & Fitri.
